Latihan PKN: Wajib Militer dan Isu PKI




1. Bagaimana pandangan Anda sebagai warga negara Indonesia dalam menerapkan pengetahuan Wasantara dalam kehidupan sehari hari jika dikaitkan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama bidang ketahanan nasional, terutama bagi wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga..spt Malyasia,Papua Nugini, atau bagi wilayah wilayah terluar, apakah diperlukan wajib militer? Silahkan share pandangan anda.



Jawaban:

Saya kira jika melihat latar sejarah berdirinya Indonesia sebagai bangsa dan sebagai negara, wajib militer merupakan konsep yang cukup berjarak dari kesadaran manusia Indonesia. Ratusan ribu rakyat berbondong-bondong terlibat dalam perang kemerdekaan atas kesadaran sendiri yang telah terbangun atas pengalaman hidup bersama selama puluhan tahun; bukan atas kampanye akbar sebagaimana perintah Napoleon atau kewajiban hakiki ala Polis Sparta. Belakangan hari, ide untuk mempertahankan keutuhan wilayah dan kesatuan sosial bukan hanya dapat dihadirkan melalui wajib militer, namun melalui jalan lain yang dikenal program bela negara. Kehendak untuk membela atas kesadaran yang dipupuk sejak dini dan bisa dipraktekan dalam berbagai bidang, baik dalam konteks militer dan non militer. Hal ini sebagaimana potensi ancaman terhadap keutuhan negara yang hadir dari berbagai sudut. Terkait dengan ancaman di daerah perbatasan yang mengakibatkan munculnya gagasan wajib militier; saya kira hal tersebut kurang relevan. Mengingat persoalaan perbatasan hanyalah sedikit dari seluruh struktur masalah keutuhan wilayah Indonesia. Memang ia memiliki kualitas ancaman yang lebih nyata namun, wajib militer ataupun konsepsi bela negara merupakan strategi mempertahankan Indonesia secara utuh baik dalam analisis ancaman militer dan non militer. Melihat ancaman yang beragam (ekonomi, sosial, politik, teknologi, budaya), saya kira pilihan yang dijalankan pemerintah saat ini dengan mendorong konsep bela negara lebih cocok ketimbang wajib militer. Sebagaimana sejarah bangsa Indonesia yang diperjuangkan ratusan ribu laskar-laskar rakyat yang berjibaku bersama tentara nasional.





2. Beberapa waktu lalu rame sekali dengan kasus2 bendera/logo Palu Arit,dimana lambang tersebut terkait dengan Kelompok partai terlarang (PKI), nah itu berarti ancaman datang dari dalam negeri artinya Tanas kita digerogoti dari dalam, apa yang seharus dilakukan pemerintah terkait isu munculnya PKI tersebut? 


Jawaban:

Menyatakan kemunculan logo palu-arit sebagai sebagai ancaman signifikan dan perlu menanganinya secara represif adalah sikap yang terburu-buru. Adalah fakta bahwa di tahun 1965 Kolonel Untung yang mengaku memiliki kedekatan dengan Politbiro PKI mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi dan membubarkan Pemerintahan Soekarno. Apakah itu sebuah kudeta? Tentu. Namun kita juga tidak bisa mengabaikan begitu saja berbagai latar belakang dan informasi yang masih penuh kabut selubung. Tapi itu adalah sejarah. Pertanyaan yang lebih penting adalah untuk menelusuri lebih dalam apa itu komunisme dan mengapa setelah puluhan tahun Soviet runtuh, masih terdapat orang-orang yang bersimpati pada kelompok itu. Komunisme sesungguhnya menginginkan adanya pembebasan dan kesetaraan antar manusia serta menghapus eksploitasi. Apakah gagasan itu masih relevan? Tentu. Saya kira, jika PKI dan komunisme adalah iblis yang perlu dibasmi maka basmilah alasan mengapa ia ada, yakni membasmi ide kesetaraan, dengan menghadirkan kesetaraan. Seperti yang pernah dikatakan Bung Karno:

“Di mana tempatnya komunisme lahir? Di mana tempatnya marxisme lahir? Di mana tempatnya sosialisme lahir? Apakah di gedung-gedung swasta di Kebayoran? Lahirnya itu di sini, di kampung-kampung yang gubuk-gubuknya bocor. Lahirnya itu ditempat-tempat dimana Ibu-ibu tidak bisa memberi air susu cukup kepada anak-anaknya. Di mana anaknya itu telanjang, ngesot di tanah, karena tidak punya pakaian. Di situlah tempat lahirnya sosialisme atau marxisme atau komunisme. Kalau ingin menghilangkan komunisme, hilangkan ini gubuk-gubuk, ganti dengan rumah-rumah yang baik. Beri makan yang banyak, sandang-pangan yang cukup.” (September, 1966).

Pendek kata, ide-ide komunisme atau yang sejenis dapat dengan sekejap hilang jika tiap-tiap manusia di Indonesia merasakan apa yang dicita-citakan negara dalam teks proklamasi: mencerdaskan kehidupan berbangsa dan mencapai kesejahteraan umum. Kemunculan baju dan berbagai atribut berlogo palu-arit jelas aksi provokasi. Pemerintah mesti berhati-hati agar tidak terjebak pada pembelahan kelompok antar warga negara sehingga menimbulkan konflik lebih luas, sehingga menghambat program pembangunan sosial, ekonomi, maupun politik. Sembari, tentu saja, mewujudkan apa yang dicita-citakan dan diwariskan para pendiri bangsa untuk mengisi perut, kantong, dan otak setiap rakyat Indonesia.

Komentar

Artikel Populer

Tugas Reading: Pearl Buck

Latihan Reading: Membedakan Main Idea dan Topic

Tugas Reading II: Baseball and Jazz

Latihan dan Tugas I - Tugas Akhir Program TAP (BING4500) Sastra Inggris

Latihan Reading: Immigration

Tugas II: Manajemen Operasi (EKMA4215)

Latihan Reading: Famous Architect

Latihan Reading: The Healing Power of Maggots