Latihan Tugas Agama Islam UT Pengertiann Tuhan

Latihan Pengertian Tuhan
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
MKDU4221






1. Jelaskan pengertian tentang Tuhan?

Tuhan adalah Zat yang pasti ada, sumber segala penyebab dan penentu setiap akibat. Apa yang di langit dan setiap yang di bumi serta segala sesuatu yang berada diantaranya diciptakan oleh Tuhan, Allah SWT. Penciptaan dan penentuan tiap peristiwa berlaku sesuai hukum-Nya. Namun demikian, sebagai Zat yang memiliki sifat-sifat ke-Maha-an, mestilah  keteraturan dan ke-ajekan tersebut hanya mungkin berlaku bila Allah berkendak. Darimana kehendak itu muncul? Hanya Allah yang tahu.


2. Jelaskan pengertian tentang Ketuhanan Yang Maha Esa?

Ketuhanan Yang Maha Esa dapat dimaknai sebagai berikut:


Kata Maha dapat dipahami sebagai sesuatu yang melampaui; berada di seberang ukuran-ukuran lazim. Dalam hal ini, kata tersebut melampaui nilai-nilai dan standar moral umum yang berlaku pada kehidupan manusia. Maha, dengan demikian, berarti adanya ruang mungkin (pasti-dapat) yang dalam sudut manusia diyakini sebagai ketidakmungkinan. Ada banyak hal yang dapat menunjukkan tanda macam itu. Misal, bagaimana api—yang mestilah partikel-partikel dalam dirinya mengeluarkan energi panas menyengat—justru dapat menjadi terasa dingin di tubuh Nabi Ibrahim, tentunya hal ini bisa terlaksana setelah turun perintah dari Allah SWT.


Sementara kata Esa, tidak hanya berkerabat dengan lema Eka yang bermakna tunggal. Namun juga memiliki garis persaudaraan dengan kata Isa, yang dalam tradisi Pali bisa dimaknai sebagai sesuatu yang mutlak, tak terhingga, tak tergapai, dan tak terpahami. Dengan demikian, Ketuhanan Yang Maha Esa bisa pula kita pahami sebagai frasa yang mewakili kedahsyatan kekuatan dan kekuasaan serta keberadaan Tuhan yang mutlak, tak tertandingi, dan mampu menjadikan serta mengadakan apapun sesuai kehendak-Nya tanpa ada satupun daya yang mampu menginterupsi. Dia ada, namun berjarak, berkedudukan dalam rentang yang tak terjaraki.




3. Bagaimana Anda merasakan kehadiran Tuhan dalam pribadi Anda?



Ada banyak jawaban yang mungkin bisa diajukan. Izinkan saya memulainya dengan satu hal yang terus menarik minat saya: waktu. Entah mengapa, rasa-rasanya ini sesuai kemampuan saya dalam memahami hal-ihwal yang sungguh sangat terbatas dan payah, waktu bagi saya terasa agak rumit. Waktu ada namun tidak terlihat, pula tak bisa disentuh. Ia hanya bisa dihayati sebagai interval antara peristiwa yang satu ke peristiwa lain. Benda-benda tentu ajaib—bagaiamana mungkin setiap benda, bahkan yang paling solid sekalipun, tersusun dari partikel kecil tak berbobot semacam atom-atom ataupun kuark—namun kita bisa menginderakannya sehingga secara perlahan teka-teki bisa tersingkap. Begitu pula ruang, sebuah lanskap yang berkedudukan tetap. Ruang, sebut saja sebuah kamar, bisa berubah (seiring perjalanan waktu), namun ruang itu tidak bergerak kemanapun. Sehingga kita bisa kembali menemukan ruang yang sama meskipun dalam situasi dan bentuk berbeda. Sementara waktu, ia bergerak tiada henti. Tidak ada kesempatan untuk menghentikannya barang sejenak, melompatinya menuju masa yang di depan, atau berjalan mundur menuju masa lalu.



Katakanlah, dalam sebuah imajinasi-spekulasi liar, bahwa saya berkesempatan kembali ke masa lalu, anggaplah 4 hari lalu ketika saya tengah meminum kopi di sore hari. Jika saya kembali, dalam asumsi pertama, saya bersemayam di tubuh yang sama hanya saja dengan kesadaran berbeda: saya telah melewati masa itu dan 4 hari ke depan, dan saya tahu kopi itu pahit karena kurang gula. Jika saya bersikap atas pengetahuan yang telah saya miliki maka bisa jadi masa depan berubah. Jika masa depan berubah, darimana datangnya pengetahuan dan kesadaran saya atas kopi yang pahit serta hal-ihwal lain yang berlaku 4 hari ke depan dan telah bersemayam dalam pikiriran saya. Lagi pula, ketika saya kembali ke masa lalu, apa yang terjadi dengan masa sekarang yang saya tinggalkan? Bukankah di sana juga ada manusia lain yang mungkin tidak berhasrat berjalan melintasi waktu normal? Asumsi kedua, saya kembali dengan tubuh dan kesadaran hari ini, sementara di depan meja duduk saya yang lain, yang belum tahu kalau kopi itu pahit. Lantas manakah saya yang sesungguhnya: yang melintasi waktu, sembari menatap saya yang lain, dan terus bertanya-tanya manakah yang benar-benar saya? Ataukah dia yang sedang meneguk kopi dan di masa depan akan kembali ke masa lalu dan lantas bertanya-tanya manakah saya yang sesungguhnya? Saya kira Einstein dengan relativitas umum juga fisika modern berusaha memecahkan hal macam ini. Tapi rasanya waktu masih tetaplah suatu misteri. Sebagaimana Tuhan sebagai pencipta waktu, tidak tunduk pada waktu, ber-ada secara paralel terhadap waktu. Hari ini, kemarin, ataupun besok tiada bedanya di hadapan Tuhan. Begitu pula ketika Tuhan menciptakan alam semesta dalam 6 masa—kata yang digunakan adalah masa, buka hari. Saya kira ini sebuah metafora yang sangat menawan. Bagaimana sebuah relativitas waktu di hadapan manusia dan Tuhan sangat berbeda. Tapi saya kira metafora ini jauh lebih rumit daripada tafsir macam itu.


Bagi saya pribadi, bisa jadi ini keliru, ber-Tuhan adalah sebuah proses yang tidak boleh berhenti. Sebuah ziarah yang mesti terus dihayati sepanjang hidup. Pergumulan antara gejala keragu-raguan (akan hadirnya pengalaman dan pengetahuan baru) serta tancapan-tancapan keyakinan yang justru semakin mendorong langkah untuk terus menghayati Tuhan hingga akhir hayat. Dan waktu adalah salah satu pemicunya.



 Download File Lengkap Tugas Ini di>>> Unduh





Komentar

Artikel Populer

Tugas Reading: Pearl Buck

Latihan Reading: Membedakan Main Idea dan Topic

Tugas Reading II: Baseball and Jazz

Latihan dan Tugas I - Tugas Akhir Program TAP (BING4500) Sastra Inggris

Latihan Reading: Immigration

Tugas II: Manajemen Operasi (EKMA4215)

Latihan Reading: Famous Architect

Latihan Reading: The Healing Power of Maggots